Playboy dari Nanking. "SENYUM, goblok! Ah, senyum. Senyum yang baik. Jangan seperti monyet mencium terasi begitu. Hayo, senyum dan senyum lagi, yang baik. Nah, begitu. Bagus. Ha-ha, sekarang sudah mulai betul dan senyummu mulai menawan!" seorang kakek tertawa dan membentak-bentak dari samping, menghadapi seorang pemuda yang sedang dilatih senyum dan pemuda di depannya itu berkali-kali mendesis. Tongkat di tangan si kakek tak tinggal diam selama bentakan atau makian itu dikeluarkan, bak-bik-buk mengenai tubuhnya dan tentu saja pemuda ini tak dapat tersenyum dengan baik. Kakek itu menyuruhnya senyum yang baik tapi tongkat atau tangan selalu bergerak menghajar, kalau tidak mengenai pundaknya ya punggung. Satu ketika bahkan dia kena tempeleng! Tapi ketika pemuda itu bangkit lagi dan tersenyum di depan si kakek, aneh sekali, maka senyumnya mulai mengembang dan si kakek tertawa-tawa, gembira memuji pemuda itu dan si pemuda akhirnya dapat tersenyum sesuai dengan yang dikehendaki si kakek. Lucu mulanya melihat pemuda itu harus berkali-kali meringis sebelum tersenyum, kesakitan oleh suara tongkat atau tempelengan yang mendarat tak kenal ampun. Tapi ketika dia dapat tersenyum baik dan kakek itu, gurunya, memuji dan terbahak-bahak maka pemuda ini terbahak pula seperti gurunya. dst...
- Home
- Batara
- Cerita Silat
- Ebook
- Playboy dari Nanking
Tes komentar
Balas Hapus